Jama’ah Rokhimakumulloh….. Alkhamdulillah sampai detik ini Alloh masih memberi kita nikmat sehat dan yang paling luar biasa yaitu kita masih diberi oleh Allah nikmat hidayah. Yang mana nikmat hidayah itu tidak diberikan kepada semua orang, melainkan hanya diberikan kepada orang-orang pilihan Allah, orang-orang yang dicintai Allah, disukai Allah, disayangi Allah. Kita diberi nimat hidayah ini berarti kita diberi amanah oleh Allah, dan amanah itu harus kita jaga sampai hari qiyamat nanti.
Jama’ah yang dimulyakan Allah…. kali ini saya akan membagikan sedikit cerita yang saya dapatkan dari Ustadz Jumikan Karimunsani. Cerita ini berjudul “Kere Rebutan Pincuk”, yang berarti “Orang-Orang Miskin yang Berebut Pincuk” ( Pincuk = sebutan orang Jawa untuk tempatnya Nasi Pecel yang terbuat dari daun pisang, kertas minyak, dan sejenisnya yang dibentuk seperti kerucut)
Tanpa basa-basi lagi mari kita simak ceritanya di bawah ini :
KERE REBUTAN PINCUK
Pada zaman dulu, di suatu wilayah Indonesia bagian tengah, ada sebuah desa yang dipimpin oleh seorang raja nan gagah, adil dan bijaksana, juga warga yang hidup damai, tenteram, aman dan nyaman.
Tiap hari mereka mencukupi kebutuhan hidupnya dari bertani. Mereka hidup amat sederhana. Namun, tidak ada kesenjangan yang mencolok antara kehidupan warga dan juga kehidupan kerajaan, karena Raja nan adil dan bijaksana itu tidak pernah malu mengimbangi kehidupan rakyatnya. Kehidupan dia tidak terlalu mewah, bahkan dia lebih mementingkan kebahagiaan rakyatnya. Sikap sang raja ditanggapi dengan hangat oleh rakyatnya, mereka pun semakin patuh dan taat pada sang raja.
Kehidupan yang harmonis terjalin di desa ini……
Hingga suatu saat ketika sang raja jalan-jalan keliling desa, dia mengamati aktifitas warganya di setiap pagi. Saat itu terlihat hampir semua warganya yang laki-laki dengan memanggul cangkul dan menggenggam sabit akn menuju ke sawah, sedangkan para warga perempuan berbondong-bondong menggenjot sepeda bahkan ada yang jalan untuk menuju ke kota, dengan tujuan belanja untuk keperluan sehari ini.
Setelah puas berkeliling desa, sang raja kembali ke istana sederhana nya itu.
Hingga tiba-tiba terlintas di benaknya rasa iba terhadap kaum hawa terutama para istri di desa nya, yang setiap pagi harus pergi ke kota yang jaraknya lumayan jauh. Dia berpikir apa yang bisa dia lakukan.
Tak lama kemudian…..
Jawaban pun ditemukan, “Aku akan membuat pasar di desa ini !! Dan akan aku datangkan beberapa pedagang dari kota. Selain itu, warga yang hasil tanah nya banyak juga bisa berjualan di pasar itu !!! Ya…. ini ide yang bagus…!!!”, celoteh sang raja di dalam hatinya sembari tertawa kecil.
Tanpa basa basi lagi, sang raja memerintahkan pasukannya untuk membongkar bangunan tua milik kerajaan yang berada tepat di tengah-tengah kota, lalu sang raja memerintahkan untuk menanaminya dengan rerumputan hijau yang pendek dan segar. Kali ini bangunan tua itu tengah disulap menjadi sebuah taman nan asri. Langkah selanjutnya sang raja mengumumkan kepada rakyatnya, bahwa mulai besok, khususnya kaum perempuan tidak perlu pergi ke kota lagi untuk belanja, karena disini akan ada pasar yang akan buka setiap pagi dan malam. Mendengar pengumuman itu, semua warga berteriak kegirangan.
Keesokan harinya aktifitas pagi mulai terlihat di pasar itu. Penjual dan pembeli berkumpul jadi satu di pasar itu. Ramai tawar menawar tak kalah dari pasar yang ada di kota. Sang raja tersenyum melihat keadaan seperti ini, karena lagi-lagi dia berhasil membahagiakan rakyatnya.
Setiap pagi sang raja menengok keadaan pasar yang dia buat itu. Hingga suatu hari dia melihat keadaan yang tidak dia lihat biasanya. Ada beberapa orang dengan pakaian kusut dan rambut acak-acakan yang duduk di belakang penjual nasi ‘Pecel Pincuk’. Sang raja terus memperhatikan mereka. Siapa mereka ? Apa yang akan mereka lakukan ? Ternyata mereka adalah warga desa sebelah yang hidupnya tidak se enak dengan hidup warga-warga yang lain, akhirnya mereka menjadi pengemis. Setelah para pengunjung penjual nasi ‘Pecel Pincuk’ itu meyelesaikan makan nya. Si penjual pun membersihkan meja jualan nya dari sisa-sisa Pincuk pelanggannya dan meletakkannya di belakang. Dengan penuh semangat beberapa orang kusut tadi menyerbu sisa-sisa Pincuk tadi, hingga isi Pincuk itu tak tersisa sedikit pun. Kali ini perhatian sang raja hanya tertuju pada perempuan yang berada di antara orang-orang kusut tersebut. Lagi-lagi rasa iba terlintas di benaknya. Tanpa basa-basi sang raja memerintahkan pasukannya untuk menjemput wanita itu dan mengajak nya ke istana untuk menjadi selir nya. Dengan polos, perempuan itu ikut dengan pasukan kerajaan.
Sesampainya di kerajaan, sang raja berkata pada perempuan itu, “Sekarang kamu mandi dulu sana !!” (sambil menunjuk ke arah kamar mandi), Sang raja juga memrintahkan selir-selir nya yang lain untuk menyirnakan ke-dekil-an dan ke-jorok-an yang menyelimutinya.
Beberapa jam kemudian, perempuan itu keluar dari kamarnya menuju ke arah sang raja. “Ternyata dia cantik juga…!!!”, kata hati sang raja. Lalu sang raja berkata, “Mulai sekarang kamu harus membantu saya untuk merawat istana ini. Dan jangan khawatir, karena kehidupan kamu sudah terjamin !!”. Lagi-lagi dengan kepolosannya perempuan itu mengangguk.
Singkat cerita……
Perempuan itu menjalankan tugas sehari-hari di dalam kerajaan. Seperti yang dijanjikan oleh sang raja, kehidupan perempuan itu pun dicukupi. Perempuan itu bisa memakai baju-baju yang bagus, makan makanan yang enak-enak, pokoknya menyenangkan.
Hingga pada suatu pagi, bak kegiatan rutin sang raja jalan-jalan keliling desanya. Kali ini sang raja mengajak perempuan itu menemaninya jalan-jalan. Perempuan itu pun merasa amat senang.
Selama perjalanan sang raja dan perempuan itu mengadakan obrolan-obrolan ringan. Hingga akhirnya kereta kencana sang raja sampai di pasar yang telah dia bangun beberapa minggu yang lalu. Keadaan seperti biasa, ramai akan celoteh penjual dan pembeli yang melakukan transaksi maupun menawarkan dagangannya. Sang raja terus mengamati seluruh sudut pasar itu, sembari mengontrol jika ada sesuatu yang perlu dibenahi. Lain dengan perempuan itu, dia mengamati ke arah pejual nasi ‘Pecel Pincuk’, tepatnya di belakang si penjual, yang mana disana berkumpul beberapa orang dengan pakaian kusut, rambut acak-acakan dan badan yang kotor. Memori perempuan itu mulai kembali, di merasa pernah melakukan hal yang dilakukan oleh orang-orang kusut tersebut.
Dengan spontan perempuan itu meloncat dari dalam kereta kerajaan dan berlari menuju sekumpulan orang-orang kusut itu. Sang raja pun dikagetkan dengan kereta kencana nya yang bergoyang keras. Sedangkan perempuan itu mulai menyapa teman-temannya dan menjabat tangani mereka satu persatu. Rasa rindu pun menyelimuti hati perempuan itu, seolah-olah tidak bertemu puluhan tahun. Melihat keakraban mereka, wajah sang raja mulai pahit. Apalagi perempuan itu masih memakai seragam kerajaan. Lalu, sang raja memerintahkan beberapa pasukannya untuk menjemput perempuan itu dan mengajaknya pulang. Meskipun awalnya agak sedikit berontak namun akhirnya dia mau juga.
Sesampainya di kerajaan, tidak ada komentar apapun dari sang raja. Perempuan itu pun melakukan tugas-tugas kerajaannya seperti biasa. Namun, di hati perempuan itu masih tersimpan rasa kangen yang amat mendalam. Sebenarnya dia merasa berat untuk meninggalkan teman-teman dan kebiasaannya itu.
Keesokan harinya, perempuan itu yang biasanya amat rajin melakukan tugas kerajaannya, kali ini tidak, pagi-pagi sekali dia sudah tidak ada di kerajaan, dia pergi ke pasar untuk menemui teman-temannya dan melakukan kebiasaannya yang dahulu sebelum diangkat menjadi selir kerajaan.
Tidak lama kemudian, keberadaanya di pasar itu diketahui oleh sang raja yang memang setiap pagi selalu menjenguk pasar nya. Lagi-lagi sang raja memerintahkan pasukannya untuk menjemput perempuan itu dan mengajaknya kembali ke istana. Kali ini perlawanan keras diberikan oleh perempuan itu. Sang raja mulai malu akan keadaan itu. Namun dengan susah payah dan dengan paksaan akhirnya perempuan itu mau diajak kembali ke istana.
Bak seorang yang sudah kecanduan, bahkan sakau akan kebiasaan nya yang dahulu yang tentunya tidak bisa ia tahan, apalagi dia mengira bahwa hidup bersama orang-orang kusut itu lebih nyaman daripada hidup di dalam kerajaan. Tak disangka dan tak diduga, perempuan itu meloncat keluar dari kereta kencana kerajaan yang sedang berjalan pelan. Sang raja dan pasukannya pun kaget, bahkan beberapa pasukan berniat mengejarnya, namun sang raja menghentikan mereka, dengan kebiksanaannya sang raja berkata, “Sudahlah…. Biarkan dia !!! Kita tidak bisa memaksakan dia… dia lebih nyaman berada disana, meskipun itu sangat menyengsarakan….!!!”
Dengan ketidak pedulian sang raja terhadap perempuan itu, akhirnya perempuan itu hidup selamanya dalam keadaan yang kotor, jorok, susah dan sengsara.
### SAD ENDING ###
Dari Cerita Pendek di atas, kita tahu bahwa seorang raja yang bijaksana itu berniat untuk menolong perempuan yang hidup diantara kekotoran, kejorokan, kesusahan dan yang paling parah kesengsaraan, namun karena kekerasan hati si perempuan, dia lebih memilih untuk melepas kemewahan, kebahagiaan dan kenikmatan yang diberikan oleh sang raja.
Kalau saya boleh mengatakan ;
‘Ini adalah gambaran dari Nikmat Allah SWT yang berupa Hidayah, yang mana nikmat Hidayah itu tidak diberikan kepada semua orang melainkan yang diberi hanyalah orang-orang yang dicintai dan dipilih oleh Allah SWT. Tidak peduli orang laki-laki – perempuan, tua – muda, kaya – miskin, tampan/cantik – jelek, kalau Allah SWT tidak berkehendak untuk memberi dia Hidayah maka dia tidak akan pernah mendapatkan hidayah itu. Begitu juga sekeras apa pun usaha kita agar seseorang mendapatkan Hidayah, tapi jika Allah SWT tidak menghendaki untuk dia mendapatkan Hidayah maka niscaya tidak mungkin orang itu akan mendapatkan Hidayah.’
Pada dasarnya inti daripada Cerpen tersebut di atas adalah :
“Kita harus bisa bersyukur hidup di dalam hidayah Allah, dan kita juga harus bisa menjaga Amanah yang telah diberikan Allah SWT itu, karena Barangsiapa yang pada mulanya hidup dalam ke-Kafir-an atau ke-Jahiliyah-an, kemudian diangkat derajatnya oleh Allah SWT (dijadikan hidup dalam ke-Iman-an), namun dia tidak mau menjaga Amanah itu (masih berperilaku seperti orang Kafir atau Jahiliyah), maka Allah SWT akan mencabut ke-Iman-an yang telah diberikan-Nya.”
Meskipun demikian, Jangan pernah lelah, bosan, kapok bahkan putus asa untuk mengajak ke dalam kebaikan dan mencegah ke dalam kejelekan.
Demikian sedikit Cerita yang bisa saya bagikan….
Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf…
Mudah-mudahan Cerita Pendek ini bisa memberi manfaat dan barokah untuk kita semua….
Aamiiin….
Wassalamu’alaikum…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar