Be D'Teacher of D'World
Belajar di Masa Muda bagaikan Mengukir Kata pada Batu yang Keras....
***
Belajar di Masa Tua bagaikan Menulis di atas Air...

Jumat, 16 Desember 2011

Cerpen Ala X-Tra Ordinary "Gara-Gara Dipenjara !! Pak Jo Sukses……"

images2324Assalamu’aikum…….
Para Jama’ah……
Setelah saya memposting cerita Jawa, kali ini saya akan memposting cerita yang ada hubungannya sama politik (biar update sama jamannya…… ), namun cerita ini akan membahas sisi positif dari politik.
Apakah ada ??? Penasaran kan ?? Silahkan dilanjutkan membaca artikel ini …….!! Nyah-Nyah
Saya mendapatkan cerita ini dari Ustadz H. Abdul Shomad ketika saya mengikuti pengajian rutin di kampunga saya. Waktu itu beliau menceritakan tentang pengalaman temannya, yang juga merupakan seorang politikus. Jadi ini adalah cerita nyata, murni tanpa rekayasa, namun untuk nama dan tempat tetap saya sensor……. Be right back
Begini ceritanya………
          Ustadz H. Abdul Shomad mempunyai seorang teman, sebut saja Pak Jo. Pak Jo ini adalah seorang politikus yang kebetulan menduduki kursi DPR di tingkat provinsi.
         Kejadian ini terjadi 25 tahun yang lalu ketika Pak Jo divonis 15 tahun penjara karena terlibat kasus korupsi. (biasalah……. nggak usah kaget…… Winking smile). Namun anehnya, setelah keluar dari penjara, teman daripada Ustadz saya ini malah menjadi orang sukses, sekalipun dia di copot dari jabatannya di DPR.
Seketika itu saya langsung bertanya, “Kok bisa… ??? Di penjara malah jadi orang sukses????? Hmmmh… jangan-jangan…….”
“Hussshh ……… Jangan suudzon dulu!!”, sahut pak ustadz.
Saya lanjutkan cerita saya…..
Ternyata Pak Jo ini menerapkan nasehat daripada Ustadz saya, yaitu kita diberikan 4 modal yang berharga untuk hidup di dunia ini oleh Allah SWT. Apa saja 4 modal yang berharga itu ??? Sebaiknya Baca dulu di sini !!
Duh…. basa-basi terus e….. gak jadi cerita-cerita nanti……. saya lanjutkan aja ya……
Selama 15 tahun di penjara dia benar-benar memanfaatkan 4 modal tersebut. Pada awalnya dia berusaha untuk mengambil hati semua orang di sekitar, termasuk petugas penjaga. Dia berperilaku sangat ramah, sopan, grapyak, suka menolong, dll. Ini menunjukkan kalau Pak Jo memiliki budi pekerti yang baik, sehingga semua orang di situ, termasuk petugas, suka dan percaya sama dia. Hal ini menyebabkan Pak Jo mendapat kemurahan(pelayanan khusus) dari petugas. Pak Jo diperbolehkan untuk cari angin (keluar dari penjara) di waktu siang, dengan syarat sebelum maghrib harus sudah kembali. (perlu anda ketahui, penjara tersebut memang terletak di daerah pelosok, jadi tidak memungkinkan untuk napi bisa kabur, kalau pun toh kabur pasti bisa ditemukan lagi).
Ya mungkin Allah memang memberi hidayah pada Pak Jo. Kalau napi pada umumnya, diberi kesempatan seperti itu pasti mencari usaha untuk bisa melarikan diri, tapi Pak Jo ini tidak, dia malah mencari pekerjaan kepada pengusaha air (waktu itu di daerah itu sulit mendapatkan air). Coba kita pikir, rasanya tidak mungkinkan, seorang politikus mau melakukan hal seperti ini……. Thumbs up
Akhirnya dia bekerja menjadi penjual air yang keliling dari rumah ke rumah, dan saat itu Pak Jo hanya dibekali 1 gerobak yang memuat 8 jirigen air. Ini menunjukkan bahwa Pak Jo telah bekerja dengan keras.
Berdasarkan perjanjian dengan petugas, bahwa sebelum maghrib dia harus sudah kembali. Maka Pak Jo pun memenuhinya karna dia menerapkan kejujuran/amanah. Sehingga dengan sikap Pak Jo yang baik dan amanah itu, petugas meberikan kemurahan seperti hari ini kepada Pak Jo untuk setiap hari. Jadi sekarang Pak Jo sudah bebas keluar masuk penjara. Namun dia tetap ingin tinggal disini, karena kalau dia kembali ke kota pasti akan kembali juga mengulangi kesalahannya.
Setiap hari Pak Jo melakukan kegiatannya, termasuk jualan air dari rumah ke rumah tanpa mengenal lelah. Berikutnya dia menggunakan kecerdasannya, dia tidak mau membeli makanan di luar, tapi dia makan di penjara meskipun apa adanya. Sehingga uang hasil jualan air itu pun tidak pernah dia gunakan sama sekali. Kemudian selama 10 tahun, dari hasil jualan air telah terkumpul uang sebanyak Rp7,5 juta. Uang itu dia gunakan untu membeli tanah di sekitar situ. Setelah 5 tahun kemudian, yang juga berarti masa tahanannya sudah habis, Pak Jo menjual tanahnya seharga Rp500 juta. Wow…. banyak juga…….!!! Dipenjara mambawa berkah……… Surprised smile

Dari cerita di atas kita jangan mengambil sikap korupsi Pak Jo, tapi ambillah sikap-sikap Pak Jo selama 15 tahun di penjara. Meskipun Pak Jo telah mendapat penilaian negatif, tapi dia mau berusaha untuk mengembalikan nilai positifnya.
“Jangan Terpuruk di dalam Keterperukan!!”

Sekian dulu cerita dari saya..
Mudah-mudahan artikel ini bisa memberi manfaat dan barokah untuk kita semua..
Amiin…
Wassalamu’alaikum…..
My Signature_thumb[2]

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar